SENI RUPA

  SENI RUPA
1.    Pengertian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “sani” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
2.    Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.
Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

1.1        Definisi Konsep Pendidikan Seni Rupa
            Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya.
pendidikan yaitu suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
Pengertian konsep Pendidikan adalah rencana proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Seni terdiri dari music, tari, rupa, drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan terwujud nyata ( rupa ).
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bias ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan tersebut diciptakan dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Konsep Pendidikan Seni Rupa merupakan ideologi dan isinya sebagai dasar pemikiran penyelenggaraan Pendidikan Seni di sekolah umum (formal).

2.2    KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA
              Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
         Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.
         Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
         Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.
         Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran. ( sumber modul UT )
1.                  KONSEP PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK-ANAK
a.         Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar
Anak Sekolah Dasar (SD) berusia sekitar 6 – 12 tahun sebagai masa sekolah, perlu  didukung  oleh guru  agar  masa  peka  ini  dapat  dimanfaatkan secara  maksimal oleh  para  siswa  .  Tahap-tahap  perkembangan  menggambar/seni  rupa  secara  garis besar dapat dibedakan  dua tahap karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai  dengan  kuatnya daya  fantasi-imajinasi,  sedangkan  kelas  IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan rasio.
Ada dua cara untuk memahami perkembangan seni  rupa anak-anak. Pertama, mengkaji  teori-teori  yang  berkaitan  dengan  perkembangan  senirupa  anak  menurut para ahli. Kedua, mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan karya anak  berdasarkan rentang usia yang relevan dengan  teori  yang  telah  kita  pelajari.  Melalui  kegiatan  ini,  diharapkan  kita  bisa memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
b.        Periodisasi Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian  masa/periodisasi  dimaksudkan  untuk  lebih  mengenal  karya  seni rupa  anak  dalam  hal  melakukan  kegiatan  dan  penilaian.  Pada  umumnya  semua periodisai  yang dikemukakan oleh para  ahli   memiliki kesamaan,  misalnya  dimulai dari dua tahun.
Periodisasi  masa  perkembangan  seni rupa anak menurut  Viktor  Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam:  Creative  and  Mental  Growth adalah :
1. Masa mencoreng (scribbling)   : 2-4 tahun
2. Masa Prabagan (preschematic)  : 4-7 tahun ;
3. Masa Bagan (schematic period)   : 7-9 tahun ;
4. Masa Realisme Awal  (Dawning Realism)  : 9-12 tahun ;
5. Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun 6. Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Penjelasan periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
1.      Masa mencoreng (scribbling)   : 2-4 tahun
Goresan-goresan  yang  dibuat  anak  usia  2-3  tahun  belum  menggambarkan  suatu  bentuk  objek.  Pada  awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan  gerak motorik.  Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  moRotik  kasar.  Kemudian,  pada perekmbangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar.
Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan, 2) corengan terkendali, dan  3) corengan bernama.
Ciri  gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
Corengan  terkendali  ditandai  dengan  kemampuan  anak  menemukan  kendali  visualnya  terhadap  coretan  yang  dibuatnya.  Hal  ini  tercipta  dengan  telah  adanya kerjasama  antara  koordiani  antara  perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.Corengan  bernama  merupakan  tahap  akhir  masa  coreng  moreng.  Biasanya terjadi  menjelang  usia  3-4  tahun,  sejalan  dengan  perkembangan  bahasanya  anak  mulai  mengontrol  goresannya  bahkan  telah  memberinya  nama,  misalnya:  “rumah”, “mobil”,  “kuda”.  Hal  ini  dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.
Setiap anak (usia 2-3 tahun) pada umumnya senang menggoreskan sesuatu(pensil, pena dan sejenisnya). Goresannya tak beraturan
2.      Masa Prabagan (preschematic)  : 4-7 tahun
Kecenderungan  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki. 
Ciri-ciri  yang  menarik  lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk  dasar  geometris  untuk  memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan  lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum  ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah,  coklat  atau  warna  lain  yang disenanginya.
Penempatan  dan  ukuran  objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.
3.      Masa Bagan (schematic period)   : 7-9 tahun
-          Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas.
-          Anak cenderung mengulang bentuk.
-          Gambar masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan). 
-          Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang  makan  di  ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca).  Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang  seolah-olah  terbuat  dari  kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
4.      Masa Realisme Awal  (Dawning Realism)  : 9-12 tahun
-          Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan.
-          Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan. 
-          Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya. 
-          Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari.
-          Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon. 
-          Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.
5.      Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Pada  masa  naturalisme  semu,  kemampuan  berfikir  abstrak  serta  kesadaran sosialnya  makin  berkembang.  Perhatian  kepada  seni  mulai  kritis,  bahkan  terhadap karyanya  sendiri.  Pengamatan  kepada  objek  lebih  rinci.
6.      Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Pada  periode  ini 
-           tumbuh  kesadaran  akan  kemampuan  diri. 
-          Perbedaan  tipe individual  makin  tampak. 
-          Anak  yang  berbakat  cenderung  akan  melanjutkan kegiatannya  dengan  rasa  senang,  tetapi  yang  merasa  tidak  berbakat  akan meninggalkan  kegiatan  seni  rupa,  apalagi  tanpa  bimbingan.  Dalam  hal  ini  peranan guru banyak  menentukan,  terutama dalam meyakinkan  bahwa  keterlibatan  manusia dengan  seni  akan  berlangsung  terus  dalam  kehidupan.  Seni  bukan  urusan  seniman saja, tetapi urusan semua orang  dan siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.

2.               RUANG LINGKUP SENI RUPA
1.                   JENIS SENI RUPA
Kata seni yang bersumber dari bahasa asing itu menekankan arti pada hasil aktivitas seniman. Lingkup seni sebagai hasil aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa sesuai dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana yang menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut.
Media sebagai sarana aktivitas seni dapat menghasilkan karya seni setelah melalui proses penciptaan seniman berdasarkan pertimbangan artistik (nilai artistik). Jadi karya seni sesuai dengan media yang dipakai meliputi jenisnya; antaranya seni rupa (visual art).
Jenis seni rupa dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok:
1.               Melihat ukurannya
§  Karya seni rupa minor, karya seni kerajinan dan industry
§  Karya seni rupa monumental, karya seni lukisan patung
2.               Melihat dimensinya
§  Karya seni rupa dwi matra; Bersifat statis, seperti lukisan, gambar dan seni grafis; Bersifat dinamis seperti gambar hidup
§  Karya seni rupa tri matra; Bersifat statis seperti patung dan boneka; Bersifat dinamis seperti ukuran kinetic
§  Karya seni rupa berwawasan lingkungan, seperti: arsitektur, taman dan bangunan.

B.            KARAKTERISTIK BERBAGAI JENIS SENI RUPA
1.       Menggambar/Melukis
Menggambar merupakan kegiatan awal dari anak dalam berkarya seni rupa, sehingga kegiatan ini perlu diberikan kepada anak. Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
2.             Membentuk
Membentuk termasuk karya seni rupa trimatra, kegiatan membentuk bias dijadikan sarana permainan anak-anak yaitu belajar sambil bermain. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk menyalurkan ekspresi pribadi anak-anak, serta untuk membina perkembangan kreativitas anak-anak. Produk yang diperoleh antara lain adalah patung, maket, lampion, guci dan lain-lain.
3.             Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan teknik tertentu. Selain kegiatan mencetak bersifat ekspresif dapat pula bercorak dekoratif, seperti desain kertas bungkus kado atau desain corak pakaian.
4.             Menggunting,melipat,menempel(3M)
Karya seni rupa 3M ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Di Jepang teknik ini disebut origami.
5.             Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Secara garis besar dibagi dalam dua kegiatan dekorasi yaitu dekorasi benda dua dimensi dan untuk benda tiga dimensi. Untuk dekorasi benda dua dimensi biasa disebut ornamen.
6.             Membangun
Kegiatan membuat bangunan dan penataan juga sangat menyenangkan anak-anak jika guru bisa menyajikan secara menarik kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih kecermatan, ketelitian, kedisiplinan dan kreativitas. Dalam mengajarkan kegiatan bangunan penataan ini akan lebih menarik jika digunakan metode kelompok kerja, contoh dalam kegiatan pembelajatannya yaitu mengambil tema kegiatan membuat rumah-rumahan dari bahan kertas.
7.             Membagan papan
                 Untuk melatih keterampilan kita di dalam mewujudkan gambar di papan tulis perlu adanya latihan membagan papan, ada dua jenis fungsi yaitu biasa dilakukan dalam membagan papan. Pertama membagan papan untuk memperjelas hubungan-hubungan unsur-unsur atau suatu peristiwa. Kedua membagan papan untuk memperjelas atau menguraikan bagian-bagian dari suatu benda alam. Jenis bagan papan pertama cenderung mewujudkan gambar yang bersifat global, sedangkan jenis bagan papan kedua cenderung mewujudkan gambar yang bersifat detail.

C.       MEDIA DAN TEKNIK
1.  Membentuk
Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
a.             Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
b.       Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
c.        Cor(menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan. Jika acuan/ cetakan tidak rusak maka dapat dipakai berulang-ulang yang menghasilkan barang cetakan yang sama.
d.       Merakit
Yaitu dengan jalan membuat karya menyambung-nyambung beberapa bagian / beberapa potong bahan dan hasi;lnya disebut rakitan. Potongan bahan disambung dengan cara dilas, dipatri, disekrup, dan dengan cara lain.
2.    Menggambar / Melukis
            Menggambar merupakan kegiatan awal dari anak dalam berkarya seni rupa, sehingga kegiatan ini perlu diberikan kepada anak. Ditinjau dari segi media yang digunakan dalam kegiatan menggambar cukup banyak macamnya. Dari satu jenis media saja dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman kegiatan yang bervariasi dan bisa dijadikan sebagai unit kegiatan eksplorasi dan atau eksperimentasi, media crayon misalnya bisa dilakukan dengan teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
     3.    Mencetak
Teknik mencetak ada bermacam-macam antara lain :
a. Cetak timbul
b. Cetak cekung
c. Cetak tembus
d. Cetak datar
     4.    Menggunting, melipat, menempel
Medianya dapat berupa kertas dan lembaran plastic. Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.
     5.    Dekorasi
Ragam atau motif hiasan banyak macamnya, seperti motif tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, benda, simbol-simbol, huruf, angka, bentuk-bentuk abstrak dan sebagainya. Disamping itu ada yang disebut dengan ragam hias tradisional, misalnya ragam hias pada batik, ukir, anyam, tenun dan sebagainya.
     Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan menyederhanakan. Menstilir adalah memodifikasi atau merubah bentuk tertentu dengan tidak menghilangkan cirri aslinya sedangkan menyederhanakan adalah menghilangkan bagian-bagian yang tidak perlu.
6.                     Membangun
Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
7.           Membagan papan
Tahap-tahap membagan papan dapat dilakukan sebagai berikut:
           a.     Untuk mempermudah membagan papan, calon guru bisa berlatih cara menggunakan atau memegang kapur tulis.
           b.     Memperhitungkan ukuran perbandingan gambar yang akan dituangkan di papan tulis, agar mudah dan jelas dilihat oleh anak.
           c.     Jika belum terlatih bisa dimulai dengan membuat garis dasar bentuk secara tipis, supaya mudah dihapus atau diperbaiki.
           d.    Menjelaskan garis yang sudah pasti.
           e.     Memberi kesan gelap terang jika diperlukan.

b.               BAHAN DAN ALAT
1.               Menggambar
               Bahan untuk menggambar dapat dibeli di toko, seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator, kertas merang, karton dan sebagainya. Selain itu bisa digunakan bahan yang sudah tak terpakai seperti kertas Koran, kertas bungkus dan lain-lain. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya.
               Alat yang dapat digunakan untuk menggambar tidak hanya terbatas pada pensil, pensil warna, crayon, pastel, spidol, atau alat lain yang dapat dibeli di took, melainkan anak SD dapat dikembangkan kreatibvitasnya melalui penemuan atau pemanfaatan dari bahan-bahan alam atau bahan bekas seperti arang, kunyit, arang baterai, kapur, bata merah da sebagainya. Alat kuas dapat digunakan untuk menggambar dengan bahan pewarna cat air. Jika di sekeliling sekolah banyak ditemukan sabut kelapa, bamboo apus, pelepah pohon yang tebal, maka bahan-bahan ini dapat digunakan untuk mengganti kuas.
2.               Membentuk
               Bahan yang digunakan dalam membentuk ada dua jenis yaitu bahan alam seperti tanah liat, kaolin dan bahan buatan seperti lilin mainan, malam, bubur kertas, sabun dan sebagainya.
3.               Mencetak
               Bahan untuk mencetak dapat menggunakan bahan-bahan pewarna yang mudak didapat, seperti cat air, sumbo kue, tinta bak serta lainya. Secara ideal bahan yang baik digunakan adalah tinta cetak. Bahan ini terutama digunakan untuk anak SD di kelas tinggi. Bahan acuan cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti kentang, wortel, ketela rambat, bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan sebagainya.
               Untuk membantu dalam proses mencetak diperlukan alat rol yang terbuat dari karet. Penggunaan rol ini terutama untuk bidang cetakan yang lebar. Sedangkan untuk bahan kentang, wortel dan sejenisnya dapat langsung dicetak. Jika menggunakan tinta cetak diperlukan kaca untuk mengaduk cat.
4.               Menggunting, melipat, menempel (3M)
               Bahan yang digunakan dapat berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat.
5.               Dekorasi
               Bahan untuk dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan benda-benda lain yang bisa digunakan untuk hiasan. Sedangkan untuk gambar dekorasi bisa menggunakan bahan-bahan seperti halnya dalam kegiatan menggambar.
               Alat-alat yang digunakan untuk dekorasi disesuaikan dengan jenis kegiatan dan jenis bahan yang dipakai. Untuk jenis dekorasi bahan kertas bisa menggunakan alat-alat seperti gunting, cutter, lem dan sebagainya. Untuk dekorasi jenis biji-bijian, bunga, buah-buahan bisa menggunakan alat seperti pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.
6.               Membangun
               Bahan yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air. Alat-alat yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas.
7.               Membagan papan
               Bahan yang digunakan seperti papan tulis. Alat yang digunakan antara lain kapur tulis.

3.      Prinsip Seni Rupa
Prinsip-prinsip seni rupa disebut juga kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalamberkarya seni rupa. Adapun prinsip-prinsip seni rupa adalah sebagai berikut:
a.                      Kesatuan (Unity)Unsur-unsur yang ada dalam seni rupa merupakan suatu kesatuan yang saling bertautan sehingga tidak ada lagi bagian yang berdiri sendiri.
b.                     Keseimbangan (Balance) Yang dimaksud keseimbangan dalam seni rupa adalah kesamaan bobot dariunsur-unsurnya. Secara wujud dan jumlahnya mungkin tidak sama tetapi nilainya dapatseimbang.Adapun jenis-jenis keseimbangan adalah sebagai berikut:
o   keseimbangan terpusat/sentral,
o   keseimbangan diagonal,
o   keseimbangan simetris,
o   keseimbangan asimetris.
c.                      Irama (Rhythm) Pada umumnya orang mengenal irama pada seni musik karena irama pada musikmudah dirasakan dan diresapi oleh pendengarnya. Pada karya seni rupa, irama dapat diusahakan lewat penyusunan unsur-unsur yang diatur.
d.                     Pusat Perhatian (Center of Interest) Pusat perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitarnya. Untuk menciptakan pusat perhatian dalam karya senirupa, kita dapat menempatkan unsur yang paling dominan.

4.      TUJUAN SENI
Setiap karya seni baik itu seni rupa, musik, Tari, atau Teater tidak hadir begitu saja dalam kehidupan manusia tentunya para seniman atau pengrajin mempunyai tujuan – tujuan tertentu dalam menciptakan karya – karya tersebut. Adapun tujuan adalah sebagai berikut:
a.                Tujuan Ritual
Suatu karya seni yang diciptakan untuk tujuan ritual (upacara agama) bisaanya memiliki aturan – aturan tertentu harus disepakati berasama oleh para penganutnya. Aturan ini mengakibatkan dihasilkannya karya seni yang baku (konvensional) dan diwariskan secara turun temurun (tradisional). Misalnya setiap patung – patung Hindu harus diberi atribut – atribut keDewaan (laksana), pembuatan kaligrafi harus memancarkan keagungan dan kesucian Al-Qur’an dan sebagainya.
b.               Tujuan Ekspresi
Kegiatan seni untuk tujuan ekspresi, yaitu seni yang hanya semata – mata sebagai media untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan pengalaman batin pencipta. Hasil karyanya memiliki ciri – ciri yang mandiri mempunyai kepribadian yang original.
c.                Tujuan Komersial
Seni untuk tujuan komersial, yaitu karya seni yang dibuat untuk memperoleh suatu keuntungan ekonomi. Jenis karya seni ini erat kaitannya dengan dunia perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
5.      Peranan Seni Rupa
Peranan Bagi Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan “peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk kemampuan menerima kebudayaan.
Peranan Guru
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar.

Peranan Sekolah
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat.
6.      Manfaat Pendidikan Seni

Manfaat Pendidikan Seni (Bagi Anak)

Tak dapat dipungkiri seni selalu ada disekitar kita. Karena itu, ada baiknya Anda menggunakan seni untuk perkembangan kecerdasan anak. Berikut ini sejumlah manfaat bila anak belajar seni :
a.      Anak jadi lebih mudah menyerap masukan dan saran yang diberikan.
b.      Kepekaan terhadap alam menjadi lebih baik karena terbiasa membuat sesuatu yang indah.
c.       Memberikan kesenangan dan dapat membantu buah hati mempelajari berbagai ketrampilan yang perlu dikuasai, atau sesuatu dengan bakat mereka.
d.      Membantu anak mengekspresikan dan mengembangkan kreatifitasnya dengan bebas.
e.       Anak mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih atau senang. Emosi itu dapat di curahkan melalui karya seni yang mereka hasilkan.
f.       Imajinasi anak bisa berkembang lewat karya yang dihasilkan.
g.      Membangun perasaan pada anak dan memberi banyak pengalaman seni kreatif.
h.      Apresiasi mereka terhadap keindahan akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Kalau kepekaan itu sudah tumbuh, anak bisa menghasilkan karya yang bagus.
Pendidikan seni bisa memberi pengaruh positif dalam hal persepsi emosi anak.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar