SENI RUPA
1. Pengertian Seni
Kata seni adalah sebuah kata
yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang
berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “sani” yang kurang lebih
artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan
keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut
kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih
adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah
mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna
yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang
memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang
sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi.
Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi,
termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam
cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar
kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah
kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil.
Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik,
suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat
individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari
penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan
lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi
sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo
Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah
yang merupakan identitas dari karya mereka.
Seni memiliki sifat perasaan,
pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh
sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan
perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan
seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu
itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu
itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan
indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat
abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat
demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat
dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu
melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan
masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya
orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah
dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak
yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film,
novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan
tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak
mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu,
bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan
tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat
lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa
mengetahui siapa pembuatnya.
1.1
Definisi Konsep Pendidikan Seni Rupa
Secara
umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok
objek, peristiwa atau fenomena lainnya.
pendidikan
yaitu suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung
unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
Pengertian konsep Pendidikan adalah rencana proses
pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Seni
merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang
dapat menyentuh jiwa spiritual manusia. Seni terdiri dari music, tari, rupa,
drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan
terwujud nyata ( rupa ).
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni dengan media
yang bias ditangkap mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan tersebut diciptakan
dengan mengolah konsep garis, bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan
pencahayaan dengan acuan estetika.
Konsep Pendidikan Seni Rupa merupakan ideologi dan isinya sebagai dasar
pemikiran penyelenggaraan Pendidikan Seni di sekolah umum (formal).
2.2 KONSEP PENDIDIKAN
SENI RUPA
Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan
(ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik
dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri
media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni
juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk
seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa,
kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan
mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran
yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai
pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa,
bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain
itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah
pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.
Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk
menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk.
Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan
berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun
kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan
untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa
dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain.
Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi
deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah
gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa
dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan
menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan
memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan
sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan),
spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga
melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui
simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.
Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian
karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di
kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat.
Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi
pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi pameran. ( sumber modul UT )
1.
KONSEP PERKEMBANGAN
SENI RUPA ANAK-ANAK
a.
Perkembangan
Anak Usia Sekolah Dasar
Anak
Sekolah Dasar (SD) berusia sekitar 6 – 12 tahun sebagai masa sekolah,
perlu didukung oleh guru agar masa peka
ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para
siswa . Tahap-tahap perkembangan menggambar/seni
rupa secara garis besar dapat dibedakan dua tahap
karakteristik, yaitu kelas I sampai dengan kelas III ditandai
dengan kuatnya daya fantasi-imajinasi, sedangkan
kelas IV sampai dengan kelas VI ditandai dengan mulai berfungsinya kekuatan
rasio.
Ada
dua cara untuk memahami perkembangan seni rupa anak-anak. Pertama,
mengkaji teori-teori yang berkaitan dengan
perkembangan senirupa anak menurut para ahli. Kedua,
mengamati dan mengkaji karya anak secara langsung. Hal ini dapat dilakukan
dengan mengumpulkan karya anak berdasarkan rentang usia yang relevan
dengan teori yang telah kita pelajari.
Melalui kegiatan ini, diharapkan kita bisa
memahami perkembangan seni rupa anak secara komprehensif.
b.
Periodisasi
Perkembangan Seni Rupa anak-anak
Pembagian
masa/periodisasi dimaksudkan untuk lebih mengenal
karya seni rupa anak dalam hal melakukan
kegiatan dan penilaian. Pada umumnya semua
periodisai yang dikemukakan oleh para ahli memiliki
kesamaan, misalnya dimulai dari dua tahun.
Periodisasi
masa perkembangan seni rupa anak menurut Viktor
Lowenfeld dan Lambert Brittain dalam: Creative and
Mental Growth adalah :
1.
Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
2.
Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun ;
3.
Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun ;
4.
Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun ;
5. Masa Naturalisme
Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun 6. Masa Penentuan (Period of Decision)
: 14-17 tahun.
Penjelasan
periodisasi perkembangan seni rupa anak diatas adalah sebagai berikut:
1.
Masa mencoreng (scribbling) : 2-4
tahun
Goresan-goresan
yang dibuat anak usia 2-3 tahun belum
menggambarkan suatu bentuk objek. Pada
awalnya, coretan hanya mengikuti perkembangan
gerak motorik. Biasanya, tahap pertama hanya
mampu menghasilkan goresan terbatas, dengan arah vertikal
atau horizontal. Hal ini tentunya berkaitan dengan kemampuan
motorik anak yang masih mengunakan moRotik
kasar. Kemudian, pada perekmbangan berikutnya
penggambaran garis mulai beragam dengan
arah yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat
garis melingkar.
Periode
ini terbagi ke dalam tiga tahap, yaitu: 1) corengan tak beraturan,
2) corengan terkendali, dan 3) corengan
bernama.
Ciri
gambar yang dihasilkan anak pada tahap corengan tak beraturan
adalah bentuk gembar yang sembarang, mencoreng
tanpa melihat ke kertas, belum dapat membuat
corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
Corengan
terkendali ditandai dengan kemampuan anak
menemukan kendali visualnya terhadap coretan
yang dibuatnya. Hal ini tercipta dengan
telah adanya kerjasama antara koordiani antara
perkembangan visual dengan perkembamngan motorik.
Hal ini terbukti dengan adanya pengulangan
coretan garis baik yang horizontal , vertical, lengkung
, bahkan lingkaran.Corengan bernama merupakan tahap
akhir masa coreng moreng. Biasanya terjadi
menjelang usia 3-4 tahun, sejalan dengan
perkembangan bahasanya anak mulai mengontrol
goresannya bahkan telah memberinya nama,
misalnya: “rumah”, “mobil”, “kuda”. Hal ini
dapat digunakan oleh orang tua atau
guru pada jenjang pendidikan usia dini (TK)
dalam membangkitkan keberanianan anak untuk
mengemukakan kata-kata tertentu atau pendapat
tertentu berdasarkan hal yang digambarkannya.
Setiap
anak (usia 2-3 tahun) pada umumnya senang menggoreskan sesuatu(pensil, pena dan
sejenisnya). Goresannya tak beraturan
2.
Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
Kecenderungan
yang digambarkan anak biasanya berupa gambar
kepala-berkaki. Sebuah lingkaran yang menggambarkan
kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua
kaki.
Ciri-ciri
yang menarik lainnya pada tahap ini
yaitu telah menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris untuk memberi kesan objek dari
dunia sekitarnya. Koordinasi tangan lebih
berkembang. Aspek warna belum ada hubungan
tertentu dengan objek, orang bisa saja
berwarna biru, merah, coklat atau warna
lain yang disenanginya.
Penempatan
dan ukuran objek bersifat subjektif,
didasarkan kepada kepentingannya. Ini dinamakan dengan
“perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak
pada usia ini.
3.
Masa Bagan (schematic period) :
7-9 tahun
-
Konsep bentuk mulai tampak lebih jelas.
-
Anak cenderung mengulang bentuk.
-
Gambar masih tetap berkesan
datar dan berputar atau rebah (tampak pada
penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan
jalan, bagian kiri rebah ke kiri, bagian
kanan rebah ke kanan).
-
Pada perkembangan selanjutnya kesadaran
ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line).
Penafsiran
ruang bersifat subjektif, tampak pada
gambar “tembus pandang” (contoh: digambarkan
orang makan di ruangan, seakan-akan dinding
terbuat dari kaca). Gejala ini disebut
dengan idioplastis (gambar terawang, tembus
pandang). Misalnya gambar sebuah rumahyang
seolah-olah terbuat dari kaca bening, hingga
seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.
4.
Masa Realisme Awal (Dawning
Realism) : 9-12 tahun
-
Pada periode Realisme
Awal, karya anak lebih menyerupai kenyataan.
-
Kesadaran perspektif mulai muncul, namun
berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan objek
dalam lingkungan.
-
Perhatian kepada objek
sudah mulai rinci. Namun demikian, dalam
menggambarkan objek, proporsi (perbandingan ukuran) belum
dikuasai sepenuhnya.
-
Pemahaman warna sudah mulai
disadari.
-
Penguasan konsep ruang mulai
dikenalnya sehingga letak objek tidak lagi
bertumpu pada garis dasar, melainkan pada
bidang dasar sehingga mulai ditemukan garis
horizon.
-
Selain dikenalnya warna
dan ruang, penguasaan unsur desain seperti keseimbangan
dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada
perbedaan kesenangan umum, misalnya: anak laki-laki
lebih senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka
atau bunga.
5.
Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) :
12-14 tahun
Pada
masa naturalisme semu, kemampuan berfikir
abstrak serta kesadaran sosialnya makin berkembang.
Perhatian kepada seni mulai kritis, bahkan
terhadap karyanya sendiri. Pengamatan kepada
objek lebih rinci.
6.
Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17
tahun.
Pada
periode ini
-
tumbuh kesadaran akan
kemampuan diri.
-
Perbedaan tipe individual
makin tampak.
-
Anak yang berbakat
cenderung akan melanjutkan kegiatannya dengan
rasa senang, tetapi yang merasa tidak
berbakat akan meninggalkan kegiatan seni rupa,
apalagi tanpa bimbingan. Dalam hal ini
peranan guru banyak menentukan, terutama dalam meyakinkan
bahwa keterlibatan manusia dengan seni akan
berlangsung terus dalam kehidupan. Seni
bukan urusan seniman saja, tetapi urusan semua orang dan
siapa pun tak akan terhindar dari sentuhan seni dalam kehidupannya sehari-hari.
2.
RUANG
LINGKUP SENI RUPA
1.
JENIS SENI RUPA
Kata seni yang bersumber dari bahasa
asing itu menekankan arti pada hasil aktivitas seniman. Lingkup seni sebagai
hasil aktivitas artistik yang meliputi seni suara, seni gerak dan seni rupa
sesuai dengan media aktivitasnya. Media dalam hal ini mempunyai arti sarana
yang menentukan batasan-batasan dari lingkup seni tersebut.
Media sebagai sarana aktivitas seni
dapat menghasilkan karya seni setelah melalui proses penciptaan seniman
berdasarkan pertimbangan artistik (nilai artistik). Jadi karya seni sesuai
dengan media yang dipakai meliputi jenisnya; antaranya seni rupa (visual art).
Jenis seni rupa dapat dikelompokkan
menjadi beberapa kelompok:
1.
Melihat
ukurannya
§ Karya seni rupa minor, karya seni
kerajinan dan industry
§ Karya seni rupa monumental, karya
seni lukisan patung
2.
Melihat
dimensinya
§ Karya seni rupa dwi matra; Bersifat
statis, seperti lukisan, gambar dan seni grafis; Bersifat dinamis seperti
gambar hidup
§ Karya seni rupa tri matra; Bersifat
statis seperti patung dan boneka; Bersifat dinamis seperti ukuran kinetic
§ Karya seni rupa berwawasan
lingkungan, seperti: arsitektur, taman dan bangunan.
B.
KARAKTERISTIK
BERBAGAI JENIS SENI RUPA
1. Menggambar/Melukis
Menggambar merupakan kegiatan awal dari anak dalam berkarya seni rupa, sehingga kegiatan ini perlu diberikan kepada anak. Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
Menggambar merupakan kegiatan awal dari anak dalam berkarya seni rupa, sehingga kegiatan ini perlu diberikan kepada anak. Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan shet, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
2.
Membentuk
Membentuk termasuk karya seni rupa trimatra, kegiatan membentuk bias dijadikan sarana permainan anak-anak yaitu belajar sambil bermain. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk menyalurkan ekspresi pribadi anak-anak, serta untuk membina perkembangan kreativitas anak-anak. Produk yang diperoleh antara lain adalah patung, maket, lampion, guci dan lain-lain.
Membentuk termasuk karya seni rupa trimatra, kegiatan membentuk bias dijadikan sarana permainan anak-anak yaitu belajar sambil bermain. Kegiatan ini juga bisa digunakan untuk menyalurkan ekspresi pribadi anak-anak, serta untuk membina perkembangan kreativitas anak-anak. Produk yang diperoleh antara lain adalah patung, maket, lampion, guci dan lain-lain.
3.
Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan teknik tertentu. Selain kegiatan mencetak bersifat ekspresif dapat pula bercorak dekoratif, seperti desain kertas bungkus kado atau desain corak pakaian.
Mencetak adalah proses memperbanyak (reproduksi) suatu gambar atau naskah dengan teknik tertentu. Selain kegiatan mencetak bersifat ekspresif dapat pula bercorak dekoratif, seperti desain kertas bungkus kado atau desain corak pakaian.
4.
Menggunting,melipat,menempel(3M)
Karya seni rupa 3M ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Di Jepang teknik ini disebut origami.
Karya seni rupa 3M ini merupakan proses memanipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk dua atau tiga dimensi. Di Jepang teknik ini disebut origami.
5.
Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Secara garis besar dibagi dalam dua kegiatan dekorasi yaitu dekorasi benda dua dimensi dan untuk benda tiga dimensi. Untuk dekorasi benda dua dimensi biasa disebut ornamen.
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Secara garis besar dibagi dalam dua kegiatan dekorasi yaitu dekorasi benda dua dimensi dan untuk benda tiga dimensi. Untuk dekorasi benda dua dimensi biasa disebut ornamen.
6.
Membangun
Kegiatan membuat bangunan dan penataan juga sangat menyenangkan anak-anak jika guru bisa menyajikan secara menarik kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih kecermatan, ketelitian, kedisiplinan dan kreativitas. Dalam mengajarkan kegiatan bangunan penataan ini akan lebih menarik jika digunakan metode kelompok kerja, contoh dalam kegiatan pembelajatannya yaitu mengambil tema kegiatan membuat rumah-rumahan dari bahan kertas.
Kegiatan membuat bangunan dan penataan juga sangat menyenangkan anak-anak jika guru bisa menyajikan secara menarik kegiatan ini juga bermanfaat untuk melatih kecermatan, ketelitian, kedisiplinan dan kreativitas. Dalam mengajarkan kegiatan bangunan penataan ini akan lebih menarik jika digunakan metode kelompok kerja, contoh dalam kegiatan pembelajatannya yaitu mengambil tema kegiatan membuat rumah-rumahan dari bahan kertas.
7.
Membagan papan
Untuk melatih keterampilan kita
di dalam mewujudkan gambar di papan tulis perlu adanya latihan membagan papan,
ada dua jenis fungsi yaitu biasa dilakukan dalam membagan papan. Pertama
membagan papan untuk memperjelas hubungan-hubungan unsur-unsur atau suatu
peristiwa. Kedua membagan papan untuk memperjelas atau menguraikan
bagian-bagian dari suatu benda alam. Jenis bagan papan pertama cenderung
mewujudkan gambar yang bersifat global, sedangkan jenis bagan papan kedua
cenderung mewujudkan gambar yang bersifat detail.
C.
MEDIA DAN TEKNIK
1. Membentuk
Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
1. Membentuk
Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
a.
Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
b.
Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
c.
Cor(menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan. Jika acuan/ cetakan tidak rusak maka dapat dipakai berulang-ulang yang menghasilkan barang cetakan yang sama.
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan. Jika acuan/ cetakan tidak rusak maka dapat dipakai berulang-ulang yang menghasilkan barang cetakan yang sama.
d.
Merakit
Yaitu dengan jalan membuat karya menyambung-nyambung beberapa bagian / beberapa potong bahan dan hasi;lnya disebut rakitan. Potongan bahan disambung dengan cara dilas, dipatri, disekrup, dan dengan cara lain.
Yaitu dengan jalan membuat karya menyambung-nyambung beberapa bagian / beberapa potong bahan dan hasi;lnya disebut rakitan. Potongan bahan disambung dengan cara dilas, dipatri, disekrup, dan dengan cara lain.
2.
Menggambar /
Melukis
Menggambar merupakan kegiatan awal
dari anak dalam berkarya seni rupa, sehingga kegiatan ini perlu diberikan
kepada anak. Ditinjau dari segi media yang digunakan dalam kegiatan menggambar
cukup banyak macamnya. Dari satu jenis media saja dapat digunakan untuk
menciptakan pengalaman kegiatan yang bervariasi dan bisa dijadikan sebagai unit
kegiatan eksplorasi dan atau eksperimentasi, media crayon misalnya bisa
dilakukan dengan teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
3. Mencetak
Teknik mencetak ada bermacam-macam antara lain :
a. Cetak timbul
b. Cetak cekung
c. Cetak tembus
d. Cetak datar
Teknik mencetak ada bermacam-macam antara lain :
a. Cetak timbul
b. Cetak cekung
c. Cetak tembus
d. Cetak datar
4. Menggunting,
melipat, menempel
Medianya dapat berupa kertas dan lembaran plastic. Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.
Medianya dapat berupa kertas dan lembaran plastic. Teknik yang digunakan yaitu melipat atau origami.
5. Dekorasi
Ragam atau motif hiasan banyak macamnya, seperti motif tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, benda, simbol-simbol, huruf, angka, bentuk-bentuk abstrak dan sebagainya. Disamping itu ada yang disebut dengan ragam hias tradisional, misalnya ragam hias pada batik, ukir, anyam, tenun dan sebagainya.
Ragam atau motif hiasan banyak macamnya, seperti motif tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, benda, simbol-simbol, huruf, angka, bentuk-bentuk abstrak dan sebagainya. Disamping itu ada yang disebut dengan ragam hias tradisional, misalnya ragam hias pada batik, ukir, anyam, tenun dan sebagainya.
Di dalam membuat dekorasi atau dinamen
dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan menyederhanakan. Menstilir
adalah memodifikasi atau merubah bentuk tertentu dengan tidak menghilangkan
cirri aslinya sedangkan menyederhanakan adalah menghilangkan bagian-bagian yang
tidak perlu.
6. Membangun
Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara melipat, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.
7. Membagan papan
Tahap-tahap membagan papan dapat dilakukan sebagai berikut:
Tahap-tahap membagan papan dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Untuk
mempermudah membagan papan, calon guru bisa berlatih cara menggunakan atau
memegang kapur tulis.
b. Memperhitungkan
ukuran perbandingan gambar yang akan dituangkan di papan tulis, agar mudah dan
jelas dilihat oleh anak.
c. Jika
belum terlatih bisa dimulai dengan membuat garis dasar bentuk secara tipis,
supaya mudah dihapus atau diperbaiki.
d. Menjelaskan
garis yang sudah pasti.
e. Memberi
kesan gelap terang jika diperlukan.
b.
BAHAN DAN ALAT
1.
Menggambar
Bahan
untuk menggambar dapat dibeli di toko, seperti kertas gambar, karton manila,
kertas plikator, kertas merang, karton dan sebagainya. Selain itu bisa
digunakan bahan yang sudah tak terpakai seperti kertas Koran, kertas bungkus
dan lain-lain. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak, cat
poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti
kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya.
Alat yang dapat digunakan untuk
menggambar tidak hanya terbatas pada pensil, pensil warna, crayon, pastel,
spidol, atau alat lain yang dapat dibeli di took, melainkan anak SD dapat
dikembangkan kreatibvitasnya melalui penemuan atau pemanfaatan dari bahan-bahan
alam atau bahan bekas seperti arang, kunyit, arang baterai, kapur, bata merah
da sebagainya. Alat kuas dapat digunakan untuk menggambar dengan bahan pewarna
cat air. Jika di sekeliling sekolah banyak ditemukan sabut kelapa, bamboo apus,
pelepah pohon yang tebal, maka bahan-bahan ini dapat digunakan untuk mengganti
kuas.
2.
Membentuk
Bahan
yang digunakan dalam membentuk ada dua jenis yaitu bahan alam seperti tanah
liat, kaolin dan bahan buatan seperti lilin mainan, malam, bubur kertas, sabun
dan sebagainya.
3.
Mencetak
Bahan untuk mencetak dapat
menggunakan bahan-bahan pewarna yang mudak didapat, seperti cat air, sumbo kue,
tinta bak serta lainya. Secara ideal bahan yang baik digunakan adalah tinta
cetak. Bahan ini terutama digunakan untuk anak SD di kelas tinggi. Bahan acuan
cetakan dapat menggunakan berbagai bahan seperti kentang, wortel, ketela
rambat, bengkoang, karet bekas sandal, karton tebal, triplek dan sebagainya.
Untuk membantu dalam proses
mencetak diperlukan alat rol yang terbuat dari karet. Penggunaan rol ini
terutama untuk bidang cetakan yang lebar. Sedangkan untuk bahan kentang, wortel
dan sejenisnya dapat langsung dicetak. Jika menggunakan tinta cetak diperlukan
kaca untuk mengaduk cat.
4.
Menggunting,
melipat, menempel (3M)
Bahan
yang digunakan dapat berupa kertas, kertas lipat, lembaran plastik. Alat yang
digunakan yaitu gunting dan lem atau perekat.
5.
Dekorasi
Bahan
untuk dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang
tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik,
karet balon dan benda-benda lain yang bisa digunakan untuk hiasan. Sedangkan
untuk gambar dekorasi bisa menggunakan bahan-bahan seperti halnya dalam
kegiatan menggambar.
Alat-alat yang digunakan untuk
dekorasi disesuaikan dengan jenis kegiatan dan jenis bahan yang dipakai. Untuk
jenis dekorasi bahan kertas bisa menggunakan alat-alat seperti gunting, cutter,
lem dan sebagainya. Untuk dekorasi jenis biji-bijian, bunga, buah-buahan bisa
menggunakan alat seperti pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem
dan sebagainya.
6.
Membangun
Bahan
yang digunakan seperti kertas tebal/karton, lem, pensil berwarna / cat air.
Alat-alat yang bisa digunakan antara lain gunting, penggaris, cutter, kuas.
7.
Membagan papan
Bahan
yang digunakan seperti papan tulis. Alat yang digunakan antara lain kapur
tulis.
3. Prinsip Seni Rupa
Prinsip-prinsip seni rupa disebut juga
kaidah-kaidah yang menjadi pedoman dalamberkarya seni rupa. Adapun
prinsip-prinsip seni rupa adalah sebagai berikut:
a.
Kesatuan (Unity)Unsur-unsur
yang ada dalam seni rupa merupakan suatu kesatuan yang saling bertautan
sehingga tidak ada lagi bagian yang berdiri sendiri.
b.
Keseimbangan (Balance) Yang dimaksud keseimbangan dalam seni rupa adalah kesamaan bobot
dariunsur-unsurnya. Secara wujud dan jumlahnya mungkin tidak sama tetapi
nilainya dapatseimbang.Adapun jenis-jenis keseimbangan adalah sebagai berikut:
o
keseimbangan
terpusat/sentral,
o
keseimbangan
diagonal,
o
keseimbangan simetris,
o
keseimbangan
asimetris.
c.
Irama (Rhythm) Pada
umumnya orang mengenal irama pada seni musik karena irama pada musikmudah
dirasakan dan diresapi oleh pendengarnya. Pada karya seni rupa, irama dapat diusahakan
lewat penyusunan unsur-unsur yang diatur.
d.
Pusat Perhatian (Center of
Interest) Pusat perhatian adalah unsur yang sangat menonjol atau
berbeda dengan unsur-unsur yang ada disekitarnya. Untuk menciptakan pusat
perhatian dalam karya senirupa, kita dapat menempatkan unsur yang paling
dominan.
4. TUJUAN
SENI
Setiap karya seni baik itu seni
rupa, musik, Tari, atau Teater tidak hadir begitu saja dalam kehidupan manusia
tentunya para seniman atau pengrajin mempunyai tujuan – tujuan tertentu dalam
menciptakan karya – karya tersebut. Adapun tujuan adalah sebagai berikut:
a.
Tujuan
Ritual
Suatu
karya seni yang diciptakan untuk tujuan ritual (upacara agama) bisaanya
memiliki aturan – aturan tertentu harus disepakati berasama oleh para
penganutnya. Aturan ini mengakibatkan dihasilkannya karya seni yang baku
(konvensional) dan diwariskan secara turun temurun (tradisional). Misalnya
setiap patung – patung Hindu harus diberi atribut – atribut keDewaan (laksana),
pembuatan kaligrafi harus memancarkan keagungan dan kesucian Al-Qur’an dan
sebagainya.
b.
Tujuan
Ekspresi
Kegiatan seni untuk tujuan ekspresi, yaitu seni yang hanya
semata – mata sebagai media untuk mengungkapkan berbagai perasaan dan
pengalaman batin pencipta. Hasil karyanya memiliki ciri – ciri yang mandiri
mempunyai kepribadian yang original.
c.
Tujuan
Komersial
Seni untuk tujuan komersial, yaitu karya seni yang dibuat
untuk memperoleh suatu keuntungan ekonomi. Jenis karya seni ini erat kaitannya
dengan dunia perdagangan yang dibutuhkan oleh masyarakat
5.
Peranan
Seni Rupa
Peranan
Bagi Anak Usia Dini
Bermain
bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam bertanya seni
rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan terlihat
disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen, berlomba dan
berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak berkarya melalui
seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak, mencoba-coba
sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk
menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil
berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan
kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang
dicapainya perlu mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat
berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan
dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya.
Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan
“peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam
kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk
kemampuan menerima kebudayaan.
Peranan
Guru
Peranan
guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dan
memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam melaksanakan
kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan perancang
program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas
pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar.
Peranan
Sekolah
Sekolah
berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran dan
pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak
menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk
tetap bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan
petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat.
6. Manfaat Pendidikan Seni
Manfaat Pendidikan Seni (Bagi Anak)
Tak dapat dipungkiri
seni selalu ada disekitar kita. Karena itu, ada baiknya Anda menggunakan seni
untuk perkembangan kecerdasan anak. Berikut ini sejumlah manfaat bila anak
belajar seni :
a. Anak
jadi lebih mudah menyerap masukan dan saran yang diberikan.
b. Kepekaan
terhadap alam menjadi lebih baik karena terbiasa membuat sesuatu yang indah.
c. Memberikan
kesenangan dan dapat membantu buah hati mempelajari berbagai ketrampilan yang
perlu dikuasai, atau sesuatu dengan bakat mereka.
d. Membantu
anak mengekspresikan dan mengembangkan kreatifitasnya dengan bebas.
e. Anak
mampu mengendalikan emosi, perasaan sedih atau senang. Emosi itu dapat di
curahkan melalui karya seni yang mereka hasilkan.
f. Imajinasi
anak bisa berkembang lewat karya yang dihasilkan.
g. Membangun
perasaan pada anak dan memberi banyak pengalaman seni kreatif.
h. Apresiasi
mereka terhadap keindahan akan tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Kalau
kepekaan itu sudah tumbuh, anak bisa menghasilkan karya yang bagus.
Pendidikan seni bisa memberi pengaruh positif
dalam hal persepsi emosi anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar